Mimpi Tarif Koneksi Internet yang Terjangkau

17 Apr

Mimpi tidak beli. Begitu suatu kali teman berujar kepada saya. Benar Bung !!, memang mimpi tidak beli dan tidak ada satu orangpun di dunia ini yang melarang seseorang untuk bermimpi. Dan mau bermimpi apapun itu sah-sah saja. Mau mimpi jadi orang kaya, dengan isteri yang cantik dan baik hati. Mau mimpi jadi orang nomor satu di negeri ini, semuanya itu sah-sah saja. Sekali lagi, mimpi tidak beli. Lalu, kalau saya di tanya apakah mimpi kamu berkaitan dengan teknologi informasi di tanah air. Dengan jelas dan lantang saya akan menjawab, saya bermimpi punya koneksi internet yang cepat tetapi dengan harga yang terjangkau. Dalam hal ini saya tidak mau menggunakan kata murah, karena murah banyak orang mengidentikkan denga kata ”murahan”.

Bicara masalah tarif internet, di Indonesia memang masih sangat mahal. Bandingkan saja dengan Malaysia negara yang serumpun dengan kita. Salah satu Broadband di Malaysia hanya mematok harga 66 Ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp. 170 ribu/bulan. Koneksi dengan harga tersebut dapat kita pakai non stop atau 24 jam. Coba bandingkan dengan harga salah satu perusahaan penyedia koneksi internet yang ada di Indonesia. Tarif telkomnet instant mematok harga Rp. 9.000/jam. Mari sedikit berkalkulasi. Kalau kita pegawai swasta rendahan, lalu apakah sanggup membayar internet Rp. 3,24 juta sebulan. Dengan asumsi kita memakai internet 12 jam sehari atau 360 jam sebulan. Sesuatu yang saya rasa tidak mungkin. Lebih jauh, kalau mau di bandingkan tarif kita (Indonesia) dengan Malaysia, biaya internet kita 22 kali lebih mahal.

Kenapa tarif koneksi internet di tanah air mahal. Salah satu biang keladi mahalnya tarif internet adalah tingginya tarif koneksi internasional. Sebagai perbandingan, Malaysia hanya perlu membayar sekitar US$ 2.000 untuk koneksi per 1 megabyte. Sementara Telkom (Indonesia) harus membayar US$ 10 ribu ke Indosat sebagai pemegang hak koneksi internasional untuk koneksi dari Jakarta/Indonesia ke Singapura. Mengapa ini terjadi, tak lain karena Malaysia lebih dekat dengan Singapura, yang menjadi pusat koneksi internet dunia untuk wilayah Asia Tenggara.

Selain alasan di atas. Salah satu penyebab lainnya adalah karena monopoli jaringan di Indonesia.Di bandingkan dengan beberapa negara yang berkembang, seperti Filipina dan Thailand, Indonesia kalah. Bahkan dengan Bangladesh saja untuk tarif koneksi internet kita sama. Suatu fakta yang sangat memprihatinkan untuk negera yang berkembang seperti Indonesia.

Berikut ini beberapa data tentang tarif ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) di beberapa negara, termasuk di tanah air:

Telkom Spedy

TMNet Malaysia

Singtel Singapura

Tak terbatas 24 jam, unduh 384 Kbps, kirim 64 kbps, tarif 3.8 juta/bulan

Tak terbatas 24 jam, unduh 512 Kbps, kirim 256 kbps, tarif 170 ribu/bulan

Tak terbatas 24 jam, unduh 512 Kbps, kirim 256 kbps, tarif 274 ribu/bulan

Telstra Australia

T-Online Jerman

Tak terbatas 24 jam, unduh 512 Kbps, kirim 128 kbps, tarif 440 ribu/bulan

Tak terbatas 24 jam, unduh 2 mbps, kirim 192 kbps, tarif 354 ribu/bulan

Lalu, bagaimana solusinya. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar koneksi internet kita biayanya terjangkau adalah dengan membangun stasiun bumi di Pantai Cermin, Medan (ini salah satu solusi). Pantai ini lokasinya dekat dengan jalur serat optik internasional. Dengan begitu kita tidak perlu lagi membayar biaya koneksi internasional ke Singapura. Karena selama ini jalur kita selalu lewat Singapura. Selain itu, dari sisi pemerintah juga harus ada regulasi yang jelas dan tegas soal biaya koneksi internet. Kalau ini tidak segera di lakukan, maka untuk beberapa tahun kedepan, harga koneksi internet di tanah air masih akan sangat mahal. Itu artinya, perkembangan teknologi informasi di tanah air akan berjalan lambat atau kalau mau ekstrim kemajuan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di tanah air akan berjalan di tempat. Semoga orang-orang yang duduk di lembaga pemerintahan termasuk orang-orang pemerhati kemajuan TIK di tanah air akan sadar, bahwa koneksi internet yang cepat dan terjangkau akan cepat membantu mutu sumber daya manusia di Indonesia. Sumber daya manusia yang mampu bersaing di tataran bukan hanya nasional tetapi juga Internasional. Semoga.

Tetap semangat, dan terus berjuang.

21 Tanggapan to “Mimpi Tarif Koneksi Internet yang Terjangkau”

  1. doeytea April 18, 2007 pada 7:04 am #

    Saya juga mendambakan bisa menggunakan internet 24 jam sehari dengan biaya seperti di Malaysia. Semoga cepat terwujud.

  2. kangguru April 18, 2007 pada 10:18 am #

    Duh masih numpang bandwith di sekolah ngak kebeli sich mau nasik kerumah

  3. xwoman April 18, 2007 pada 4:51 pm #

    Aku juga masih numpang bandwith di kantor 8 jam sehari… untuk ke rumah pake teni 9.000/jam mana lemot banget aksesnya, mending ga usah pasang sekalian!

  4. junthit April 20, 2007 pada 12:41 am #

    internet yang murah membuat rakyat cepet pinter..
    semoga itu bukan mimpi saja ya?

  5. de April 20, 2007 pada 12:36 pm #

    aku jg blum perlu mikir, wong ngenetnya masih nunut kantor hehehe

  6. alle April 22, 2007 pada 1:41 am #

    mimpi kali yee…
    mungkin gak cuma murah doank, tapi kecepatan dan kemudahan aksesnya juga. Bisa dari mana aja misalnya sudah terintegrasi dengan listrik,..

    Wah2 mungkin 15th yang akan datang baru kesampean 😉

  7. venus April 22, 2007 pada 1:26 pm #

    sekarang speedy lumayan murah, lumayan ga lemot, pokoknya lumayan, hehehe…

    yaa, tapi kalo bisa semurah di malaysia..alangkah indahnya….

  8. Desktopjunk April 23, 2007 pada 3:02 am #

    Thanks, always good posts on your blog!

  9. micokelana April 24, 2007 pada 8:42 am #

    di indonesia masih mimpi utk saat ini yog. Tapi dengan adanya RT/RW net yang menggunakan radio/wi-fi udah lebih hemat dibanding dulu. Skrg kita perlahan-lahan sedang mengarah ke sana. Yah semoga aja kedepannya akan semakin murah.

    Tapi klo untuk bandwith yah pas2an lah, buat gw dgn koneksi 64 kbps udah lebih dari cukup, asal tarifnya flat dibawah 300 rb…. 😀

  10. ndarualqaz April 24, 2007 pada 9:15 am #

    wah, moga2 sini segera ketularan sama yang kayak di jerman, hebuat ueiy 2 mbps, psti itu mak wus

    • Kaka Mei 29, 2009 pada 12:52 am #

      singtel palaing dikit 2mbps yang 3mbps = $27.90/bulan detailnya liat di webnya gak tau, bisa kagak di pakai di indo, so aq liat sih ada kok kantornya di indo

  11. ndarualqaz April 24, 2007 pada 9:24 am #

    tapi kalo buat saya tarif murah, bahkan gratis bukan mimpi lagi, saya udah ngerasain ngenet gratis nih, kan hotspot wifi di kampus nyantol ke kost saya, jadi ya, hihihi, udah gratis ngenet dari kost.

  12. deedhoet April 25, 2007 pada 6:21 pm #

    Dah hampir sebulan pake speedy, lumayanlah gak selemot kata orang, masih belom aja kali ya.. Help, quota hampir terlewati, save me… Terpaksa matiin gambar buat hemat bandwidth 😦

    • Kaka Mei 29, 2009 pada 12:57 am #

      untuk koneksi via spedy, dilihat dimana anda tinggal, so tiap daerah beda2 contoh aja neh: di malang download 400kbps sedangkan di kota tetangga download cuma 100kbps padahal bayarnya sama…..paketnya pun sama….(spedy office) >>> akhirnya speedy di kota aq ganti julukan jadi speedolll (yambung putus yambung putus)….wkwkwkw

  13. Deni Triwardana April 27, 2007 pada 9:55 pm #

    Tulisan Mas Prayogo menggugah saya mencari alternativ koneksi lain, coba-coba pakai DVB dengan parabola terus ngincer satelit dapatnya cuma grabling saja

    • Kaka Mei 29, 2009 pada 12:58 am #

      apa tuh bos, jelasin dong…itung2 tambah ilmu..heheh

  14. wonk lengkong Agustus 7, 2008 pada 10:42 pm #

    Sudah seharusnya orang-orang dipemerintahan memprioritaskan hal ini, kalau bangsa kita mau maju.
    banyak resource di internet yang bisa di ekploit untuk menunjang pengetahuan dan wawasan anak-anak negeri.

  15. Narmadi Januari 7, 2009 pada 3:11 pm #

    Saya sepakat kalau pemerintah segera membuat regulasi terkait dengan masalah koneksi internet….biar para provider juga nggak asal2an ngasih tarif

    salam,
    Narmadi

  16. Aril Januari 23, 2009 pada 8:33 am #

    yah.. segala ge gimana govermentnya padahal di uud 45 jelas .”Bumi dan kekayaan alam lainya yg mengusai hajat hidup orang banyak dikusai oleh negara digunakan seluas2nya u/ kesejahteraan rakyat” bukanya dikuasai oleh SWASTA hanya untuk ajang bisnis

  17. Kaka Mei 29, 2009 pada 12:50 am #

    halo, salam kenal.
    itu koneksi broadband yah? kalau iya, mohon di ralat tuh yang singtel, so aq lihat di web nya udah berubah.

    trims

  18. alexs Desember 17, 2009 pada 2:21 pm #

    yang spedol(speedy) udah berubah juga tarifnya…seperti neh;

    IDR 165K =>
    DW: 384k, UP 64k => 3g turun jadi 128kbps, unlimited
    hasil tester => DW 110k (Max), UP 10k(Max).

    IDR 295K => sama seperti yang atas beda harga…hehe..

Tinggalkan Balasan ke Deni Triwardana Batalkan balasan